Selasa, 20 Desember 2011

Tulisan 15 Bahasa Indonesia 2

Orang Tua Ku


Nama saya Pratiwi Annastasia. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya terlahir dikeluarga yang sederhana, tapi kaya akan kasih sayang. Saya bersyukur memiliki keluarga seperti ini. Saya mempunyai orang tua yang begitu memperhatikan anak-anaknya, yang selalu menelpon jika pulang terlambat untuk menanyakan keberadaan kami dimana, yang selalu bertukar pikiran jika kami sedang membutuhkan saran dari mereka, yang selalu memberikan motivasi- motivasi saat kami sedang merasa jatuh dan putus asa.

Saya merasa senang bisa menjadi anak mereka. Saya merasa sangat bersyukur karena saya tahu diluar sana banyak anak yang kurang beruntung, yang harus menerima kenyataan bahwa orang tua mereka harus berpisah dan harus memilih mau tinggal dengan siapa. Ada juga anak- anak yang mempunyai orang tua yang lengkap, tetapi kedua orang tuanya tidak harmonis, saling bertengkar, yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Orang tua yang hanya mencukupi kebutuhan anak dari sisi materiil dan bukan moril, hanya memberikan materi yang berlimpah tanpa memberikan kasih sayang sedikit pun.

Saya sedih melihat kondisi mereka yang seperti itu, yang hanya bisa menerima keadaan. Salah satu hal yang tidak bisa dipilih didunia ini adalah anak tidak bisa memilih siapa orang tua mereka. Anak hanya bisa menerima takdir dan tidak bisa memilih ingin dilahirkan dalam keluarga yang bagaimana.

Setelah dewasa, saya sudah menyadari begitu besar peran mereka sebagai orang tua, sudah begitu banyak pengorbanan mereka sampai tak ternilai harganya untuk kami anak-anaknya. Dari kecil saya dirawat sampai sebesar ini, dan dipenuhi semua kebutuhan saya. Melihat dan menyadari pengorbanan mereka yang sangat besar, membuat saya ingin selalu melakukan yang terbaik untuk mereka. Jika saat ini saya diberi kesempatan untuk kuliah, saya ingin serius kuliah, saya tidak mau menyia-nyiakannya begitu saja. Saya ingin menjadi orang sukses yang bisa membuat mereka bangga. Saya ingin membahagiakan mereka dengan memberikan apa yang sudah mereka berikan, walau saya tahu sebesar apapun yang saya berikan untuk mereka, tidak akan bisa menggantikan apa yang mereka berikan untuk saya. Saya ingin mereka tahu bahwa didikan dan ajaran yang mereka berikan kepada saya tidak sia-sia, tetapi semua itu dapat membuahkan hasil yang manis suatu hari nanti. Saya ingin mereka bisa mengantarkan saya sampai gerbang pernikahan. Semoga saya diberikan kesempatan dan jalan untuk dapat mewujudkan harapan-harapan saya ini. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar