Kasus
Manajemen Resiko (PT Telkom)
Contoh Kasus Manajemen
Risiko ( PT Telkom)
Setiap perusahaan
pasti memiliki risiko dalam menjalankan kinerja perusahaanya, salah satu risiko
yang akan dihadapi perusahaan adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko
yang dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang diusahakan oleh
perusahaan.
Risiko Kerusakan Properti
Tidak dapat dipungkiri
bahwasannya setiap usaha mengandung risiko yang kadang tidak sedikit. Dalam hal
ini, PT Telkom, Tbk juga memiliki risiko kerusakan properti atas properti/aset
mereka. Karena PT Telkom, Tbk bergerak dalam bidang layanan jaringan informasi
dan telekomunikasi, maka risiko kerusakan properti lebih dititikberatkan pada
risiko kerusakan infrastruktur jaringannya karena apabila ada satu kerusakan
saja yang terjadi, maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas dan kepuasan
pelanggan terhadap PT Telkom, Tbk dan hal tersebut juga akan berdampak pada
profitabilitas perusahaan. Risiko ini akan muncul akibat sistem dan teknologi
informasi (hardware, software, network, orang dan proses) yang tidak efektif
untuk mendukung kebutuhan informasi saat ini dan yang akan datang
secara efisien. Macam-macam risiko kerusakan properti yang mungkin dihadapi
oleh manajemen disajikan dalam tabel berikut.
Risiko
|
Dampak
|
Kurang baiknya
manajemen operasional, jaringan, dan sistem database
|
Besar
|
Kurang baiknya
kualitas jaringan atau teknologi yang sudah usang
|
Sangat Besar
|
Kurangnya perawatan
atau lalai dalam mengelola infrastuktur jaringannya
|
Besar
|
Kerusakan pada
infrastruktur jaringan yang disebabkan bencana alam atau kejadian tidak
terduga lainnya
|
Sangat Besar
|
Hilangnya beberapa
infrastruktur jaringan karena pencurian
|
Sangat Besar
|
Jangka waktu operasi
satelit yang terbatas
|
Besar
|
Ledakan permintaan
yang berlebihan sehingga mengakibatkan sistem cepat error dan rusak
|
Besar
|
Penjelasan :
Risiko pertama, terdapat beberapa risiko kerusakan properti yang mungkin akan
dihadapi oleh PT Telkom, Tbk seperti tampak pada tabel diatas. Dimulai dari
kurang baiknya manajemen operasional, jaringan, dan sistem database yang
memiliki dampak besar bagi kinerja layanan perusahaan karena apabila tata
pengelolaan manajemen operasional, jaringan, dan sistem database kurang baik,
maka akan mengakibatkan pelayanan yang diberikan menjadi kurang maksimal. Jika
infrastruktur jaringan tidak dikelola dengan baik, lama-kelamaan hal tersebut
akan mengakibatkan beberapa infrastruktur ada yang error atau mungkin rusak
sehingga akan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memperbaikinya. Namun,
risiko ini masih bisa dihindari asalkan ada manajemen operasional, jaringan,
dan database yang baik.
Risiko kedua, kurang baiknya kualitas jaringan atau ada teknologi yang usang
memiliki dampak yang sangat besar bagi kinerja layanan perusahaan. Kurang
baiknya kualitas jaringan bisa disebabkan karena manajemen pengelolaan jaringan
dan sistem database yang buruk atau teknologinya yang sudah ketinggalan jaman
sehingga berdampak pada layanan perusahaan secara keseluruhan karena PT Telkom
bergerak dalam bidang jasa informasi dan telekomunikasi sehingga selalu
dituntut untuk menjaga kualitas jaringannya. Risiko ini dapat dihindari dengan
cara selalu melakukan perawatan/penggantian berkala pada infrastruktur
jaringannya untuk menjaga kualitasnya.
Risiko ketiga, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kurangnya
perawatan pada infrastruktur jaringannya atau lalai dalam mengelola
infrastruktur jaringan dapat menyebabkan infrastruktur tersebut cepat rusak
sehingga layanan komunikasi dan informasi menjadi tidak optimal. Risiko ini
dapat dihindari dengan melakukan perawatan berkala dan selalu bersikap
hati-hati dan waspada supaya tidak lalai untuk mencegah kerusakan pada
infrastruktur jaringannya.
Risiko keempat, risiko kerusakan yang disebabkan karena bencana alam atau kejadian
tidak terduga lainnya seperti sabotase, terorisme, atau aksi demo massa yang
mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur jaringan tidak mudah untuk
diprediksi. Namun, hal ini dapat diantisipasi dengan menyiapkan infrastruktur
cadangan atau dana cadangan untuk kerusakan tersebut. Risiko ini memiliki
dampak yang sangat besar karena PT Telkom tidak dapat memprediksi bencana alam
atau kejadian tak terduga seperti apa yang akan menyebabkan gangguan/kerusakan
pada infrastrukturnya. Terlebih lagi jika manajemen tidak menyiapkan langkah
antisipasi, maka akan menimbulkan masalah yang cukup serius bagi kinerja
perusahaan tersebut.
Risiko kelima, risiko ini juga tidak dapat diprediksi karena pencurian dapat
dilakukan kapan saja sehingga manajemen PT Telkom perlu menyiapkan langkah
antisipasi guna menghindari kerugian yang lebih besar dari risiko tersebut.
Risiko keenam, satelit merupakan salah satu properti penting yang harus dijaga
kinerja dan kemampuannya karena satelit berfungsi sebagai jembatan penghubung
komunikasi antar wilayah di muka bumi ini. Apabila tidak ada satelit, maka
mustahil komunikasi jarak jauh dapat dilakukan. Namun, aset penting ini juga
memiliki batas usia maksimum penggunaannya sehingga manajemen perlu menyiapkan
satelit pengganti guna menjaga kualitas layanannya. Risiko ini termasuk risiko
yang dapat diprediksi sebelumnya.
Risiko ketujuh, risiko ini sebenarnya dapat dicegah sebelumnya apabila manajemen
telah menyiapkan langkah preventif guna mengantisipasi ledakan permintaan yang
tinggi akibat gencarnya promosi.
Risiko Regulasi dan Hukum
Risiko ini dapat terjadi
karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau pemerintah yang
dapat mengancam posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk menjalankan
bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan
yang selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan dalam
standar industri. Macam-macam risiko regulasi dan hukum yang mungkin
dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel berikut.
Risiko
|
Dampak
|
Batasan-batasan dalam
industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan pendapatan
|
Besar
|
Perubahan regulasi pemerintah
|
Besar
|
Kehilangan lisensi
|
Sangat Besar
|
Sengketa dalam
perjanjian kontrak
|
Besar
|
Tindakan manajemen
yang melanggar aturan
|
Besar
|
Penjelasan:
Risiko pertama, batasan-batasan dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang
dan pendapatan dapat berdampak pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi
yang diterapkan akan berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan
kebijakan pemerintah dalam menentukan batasan-batasan industri sehingga
manajemen harus menyiapkan langkah antisipasinya.
Risiko kedua, perubahan regulasi pemerintah juga merupakan risiko yang tidak
bisa diprediksi. Risiko ini memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi,
manajemen diharapkan untuk menyesuaikan dengan regulasi yang baru secepatnya
dan sebaiknya menyiapkan strategi cadangan untuk berjaga-jaga apabila regulasi
pemerintah berubah lagi.
Risiko ketiga, risiko kehilangan lisensi memiliki dampak yang sangat besar pada
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, risiko ini kecil kemungkinannya
terjadi karena biasanya perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu
usaha telah berjalan.
Risiko keempat, risiko ini memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Masalah
sengketa dalam perjanjian kontrak dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama
maupun ijin penggunaan aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera
diselesaikan, maka akan menimbulkan masalah berkepanjangan yang bisa
menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Risiko ini dapat dicegah apabila kedua
belah pihak dalam perjanjian saling mematuhi aturan yang ada.
Risiko kelima, tindakan manajemen yang melanggar aturan akan menyebabkan terganggunya
kinerja perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan. Risiko ini dapat
dicegah dengan selalu mematuhi peraturan yang ada dan tidak melakukan tindakan
yang dapat merugikan perusahaan.
Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga
Risiko
|
Dampak
|
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang dapat memengaruhi tingkat suku bunga
|
Besar
|
Kebijakan internal
perbankan tentang tingkat suku bunga
|
Besar
|
Jangka waktu yang lama
membuat perubahan tingkat suku bunga semakin sering
|
Besar
|
Timbul gap yang cukup
besar antara pendapatan bunga dan biaya bunga akibat perubahan tingkat suku
bunga
|
Besar
|
Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga merupakan salah satu indikasi bahwa PT. Telkom menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan modal yang berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur modal dari perusahaan. Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan salah satu sebab berubahnya struktur modal perusahaan. Dengan struktur modal yang berubah seiring dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya kebangkrutan perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan salah satu sebab perusahaan sedang mengalami financia distress.
Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat
dengan mengetahui utang perusahaan dan membandingkanya dengan modal sendiri
perusahaan yang terhubung dalam struktur modal. Dengan melihat perbandingan
antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana perusahaan tersebut mempunyai
risiko perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah.
Komentar : Kasus PT Telkom diatas bisa dijadikan sebagai contoh konkret
dalam mengatasi berbagai risiko, yaitu risiko kerusakan properti, risiko regulasi dan hukum
dan risiko perubahan tingkat suku bunga. Dari risiko-risiko dan
penjelasan yang sudah tertera diatas, diharapkan PT Telkom dapat mengantisipasi
timbulnya risiko, dan apabila sudah timbul risiko diharapkan mampu dalam
mengatas risiko tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar