Rabu, 19 Juni 2013

Tulisan Individu 12 "Akuntansi Internasional"

Pentingnya Sebuah Perencanaan dalam Menghadapi Tantangan Manajemen di Era Globalisasi
Era globalisasi membawa dampak positif pada perubahan di bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya, serta pada sistem perekonomian dunia yang telah berubah secara signifikan. Dampak tersebut diakibatkan karena telah ditemukannya alat produksi dengan berbagai inovasi di setiap bidang. Selain membawa dampak positif, terdapat juga dampak negatifnya yang ditandai dengan berbagai kendala. Kendala-kendala tersebut datang seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi (IPTEK), seperti terbatasnya sumber daya alam karena terus – menerus di eksploitasi, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki potensi unggul, persaingan yang semakin ketat, dan penghasilan demand yang lebih besar dari supply.
      Menghadapi masalah seperti ini, tidak hanya diperlukan sistem modal dan tidak hanya fokus pada biaya pengendalian terhadap investasi masa depan, tetapi lebih dari itu dibutuhkan strategi serta inovasi. Suatu dunia kerja, khususnya suatu organisasi diperlukan suatu sistem manajemen yang kritis dalam membaca perubahan zaman. Dalam hal ini Inovasi merupakan kunci penting sebab inovasi dalam produk, layanan, sistem manajemen, proses produksi, nilai – nilai perusahaan dan aspek lain dari organisasi merupakan faktor yang membuat perusahaan dapat tumbuh, berubah dan berhasil. Manajemen adalah pencapaian tujuan – tujuan organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya – sumber daya organisasional. Definisi ini mempunyai dua pemikiran penting yaitu (1) keempat fungsi perencanaan, pengolahan, kepemimpinan, dan pengendalian,(2) pencapaian tujuan tujuan manajemen. Empat fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasional. Perencanaan (planning) adalah proses mengidentifikasikan berbagai tujuan untuk kinerja organisasi di masa mendatang serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Pengelolaan (organizing) dilakukan setelah tahap perencanaan, didalamnya terdapat kegiatan menentukan tugas, mengelompokkan tugas, mendelegasikan otoritas, dan mengalikasikan sumber daya di seluruh organisasi. Kepemimpinan (leading) merupakan fungsi manajemen  yang mencakup penggunaan pengaruh untuk memotivasu karyawan guna mencapai tujuan – tujuan organisasional. Kepemimpinan berarti menciptakan nilai – nilai dan budaya bersama, mengomunikasikan tujuan – tujuan kepada karyawan di seluruh organisasi, menyuntikkan semangat untuk memperlihatkan kinerja tertinggi kepada karyawan. Pengendalian (controlling) merupakan fungsi manajemen yang memonitor aktivitas karyawan, menentukan apakah organisasi sejalan dengan tujuannya, dan membuat koreksi jika diperlukan. Seperti yang dibahas sebelumnya, menghadapi dunia yang semakin penuh dengan persaingan, orang-orang yang lebih memilih berkarir dalam dunia manajemen harus selalu memutar otak agar mampu bersaing dengan kompetitor lain. Di sini hal yang patut jadi perhatian para pebisnis adalah ketika  suatu perusahaan tersebut menjalankan fungsi pertama dalam manajemen, yaitu perencanaan. Perencanaan adalah program utama ketika seseorang menjalankan bisnisnya, dimana perencanaan ini sama halnya seperti seorang atlet pemanah yang akan mengarahkan busur panahnya tepat pada sasaran. Tanpa adanya perencanaan yang matang, suatu perusahaan akan mengalami kesulitan dalam proses awal, yang dalam hal ini adalah proses mendasar.
      Perencanaan yang dikemukaan oleh Beishline (1957) sangat vital adanya karena perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif),  dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab, mengapa hal itu harus dicapai. Apa yang dikatakan oleh Beishline (1957) dapat dikatakan perencanaan sama halnya dengan 5W+1H, dimana pertanyaan–pertanyaan yang ada dalam 5W+1H akan menentukan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Berikut pertanyaan-pertanyaan 5W+1H yang ada dalam proses perencanaan:
            1. What : Apa yang harus dikerjakan
            2. Why : Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan
            3. Who : Siapa yang akan mengerjakan
            4. When : Kapan pekerjaan tersebut dikerjakan
            5. Where : Dimana pekerjaan itu dilakukan
            6. How : Bagaimana cara mengerjakannya
Apabila sebuah perusahaan tidak memiliki perencanaan yang benar (dalam hal ini 5W+1H), maka perusahaan tersebut akan mengalami kehancuran atau kolaps. Contoh nyatanya adalah Bank Century di Indonesia. Bank yang berdiri pada 6 desember 2004 tersebut, pada akhirnya harus kolaps dan meninggalkan berbagai masalah yang sampai sekarang masih belum tuntas, bahkan masalah tersebut seakan-seakan berangsur menghilang. Tahun 1989 Bank ini dibuat oleh Robert Tantular dengan nama Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC). Dari awal kemunculannya saja, bank ini sudah menimbulkan keraguan karena proses perencanaannya yang tidak optimal. Terbukti pada bulan Maret tahun 1999, Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas atau biasa disebut rights issue pertama pada Maret 1999 kepada Bank Indonesia. Di bawah naungan Robert Tantular, Bank ini dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia. Lalu pada tahun 2002, auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank CIC minus 83,06% sehingga menyebabkan Bank tersebut kekurangan modal sebesar Rp. 2,67 Triliun. Bulan Maret 2003 Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas yang ke-3, namun lagi-lagi gagal. Alasannya, karena pada tahun yang sama Bank CIC diketahui memiliki masalah yang terindikasikan dengan surat-surat berharga valuta asing sekitar Rp. 2 Triliun. Atas saran dari Bank Indonesia, akhirnya pada 22 Oktober 2004 Berdiri Bank Century dari merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC dengan pengesahannya tanggal 6 Desember di tahun yang sama. Melalui bukti ini, cukup kiranya menjadikan Bank Century sebagai contoh dalam proses perencanaan yang kurang baik. Terlihat dari masalah minus modal sehingga menyebabkan Bank ini ditolak right issue_nya, seharusnya kalau memang perecanaannya itu baik, mestinya dari awal sudah tahu kalau modal yang ada masih belum cukup untuk membangun sebuah Bank. Ditambah kasus yang tidak kunjung selesai dan masih menimbulkan tanda tanya besar seputar pengeluaran dana talangan Rp 6,762 trilyun untuk membantu Bank Century dalam mengganti uang nasabahnya yang tidak bisa dikembalikan. Terkait masalah ini, penyebab utamanya adalah ketidaksinambungan proses pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas. Seharusnya pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas tersebut dilakukan secara sistematis. Artinya dilakukan secara teratur dengan metode hierarkhi, dimana alur pengelolaan dan pengendaliannya bersifat vertikal. Tujuan utama dari penerapan manajemen risiko likuiditas ini adalah memastikan tercukupinya dana harian baik dalam keadaaan normal maupun dalam keadaan krisis. Jika perencanaan manajemen risiko likuiditas yang dilakukan Bank Century (Bank CIC kala itu) baik, seyogyanya tidak akan ditemukan minus modal pada bank tersebut. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, auditor Bank Indonesia justru menemukan minus tersebut. Hal ini tentu saja patut dipertanyakan keabsahannya, serta patut dikonfirmasi kebenaran pengecekan tersebut, apa benar terdapat minus modal jikalau perencanaan yang dilakukan Bank Century kala itu sudah baik. Tetapi, tentunya pihak Bank Indonesia tidak akan semudah itu memutuskan kalau tidak ada bukti-bukti yang relevan terkait Bank tersebut. Sasaran daripada manajemen risiko likuiditas itu sendiri adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, serta mengendalikan jalannya aktivitas kegiatan Bank, dimana kegiatan tersebut harus memiliki tingkat risiko likuiditas yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan sebagai pemberi peringatan dini (early warning system) kepada Bank yang bersangkutan. Masih dalam masalah minus modal tadi, dibuat pengandaian saja bahwa pihak Bank Century telah melakukan kegiatan manajemen risiko likuiditas. Pertanyaannya, kenapa masih terdapat minus modal kalau memang sudah melakukan hal tersebut? Seburuk-buruknya penerapan manajemen risiko likuiditas, apabila dilakukan dengan benar maka dampak negatif (apabila ada) yang akan ditimbulkan tidak akan terlalu besar. Jawaban yang relevan dari pertanyaan tersebut adalah karena proses pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas tidak dilakukan secara sistematis dan not built control oleh setiap unit kerja. Artinya, tidak ada koordinasi yang baik antara pihak atasan dengan bawahan terkait dengan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas yang telah diterapkan. Tetapi jawaban ini didasarkan pada pandangan subyektif penulis dan juga teori yang terkait dengan manajemen likuiditas. Mungkin saja ada faktor lain yang mempengaruhi mengapa Bank Century kala itu mengalami minus modal. Bisa saja karena sebagian besar uangnya telah dicuri, atau faktor-faktor lain di luar perkiran manusia.  
      Perencanaan yang buruk bisa jadi akan menghasilkan hasil yang buruk juga. Proses perencanaan tidak bisa lepas dari faktor seorang pemimpin. Sosok pemimpin merupakan seorang konseptor, dimana konsep-konsep (berupa kebijakan) yang dikeluarkan oleh pemimpin, akan menentukan kemana arah perusahaan kedepannya. Seorang pemimpin harus peka terhadap kondisi lingkungan yang berada di sekitarnya. Pemimpin tersebut harus mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul di masa mendatang. Seperti yang dikatakan oleh E. Mc. Farland dalam bukunya Supervision Management bahwa: Perencanaan adalah Suatu keaktifan pimpinan untuk meramalkan keadaan yang akan datang dalam mencapai harapan, kondisi dan hasil yang akan datang. Tetapi permasalahan tersebut dapat berubah di era globalisasi karena faktor eksternal yang lebih dinamis, dimana lingkungan dapat berubah sewaktu-waktu. Akibatnya perencanaan dituntut untuk lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan) saja.  Perencanaan dibuat untuk memproses program-program yang akan dilaksanakan, dengan tujuan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain di masa mendatang. Dengan tujuan tersebut, dimungkinkan untuk meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya saja, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
      Perencanaan sangat penting adanya dalam sebuah perusahaan, hal tersebut karena:
1. Perencanaan digunakan untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Perencanaan digunakan untuk mencapai positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
 Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, perencanaan memiliki manfaat bagi sebuah perusahaan dalam menghadapi tantangan dalam era saat ini. Berikut ini adalah manfaat-manfaat perencanaan untuk sebuah perusahaan:
1.      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.      Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3.      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4.      Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5.      Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7.      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8.      Menghemat waktu, usaha, dan dana
      Hampir sama dengan apapun yang ada di dunia ini, sebuah proses tidak selalu bisa berjalan dengan mulus karena ada saja berbagai hambatan yang selalu mengiringi. Hal tersebut juga terjadi pada fungsi manajemendi bagian perencanaan, meskipun sudah dipikirkan secara matang, masih terdapat rintangan atau hambatan yang menjadi masalahnya.
Berikut ini berbagai hambatan yang mengiringi penetapan perencanaan:
·         Manajer takut menghadapi resiko/kegagalan
·         Manajer kurang adanya pengetahuan tentang organisasi
·         Manajer kurang memahami tentang lingkungan
·         Manajer kurang percaya bahwa organisasinya mampu mencapai sasaran
·         Adanya penolakan terhadap perubahan yang ingin dilakukan
·         Adanya keterbatasan bagi pihak-pihak tertentu.
      Perencanaan memang memiliki beberapa hambatan yang dapat mengganggu perusahaan dalam proses untuk penetapan. Tetapi jika perencanaan tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diinginkan, keuntungan yang didapat  oleh sebuah perusahaan sangatlah besar. Keuntungan yang dimaksud akan dijelaskan dibawah ini:
·         Ø Fokus dan fleksibel
      Fokus yang dimaksud di sini, perusahaan mampu mengetahui apa yang terbaik dan mampu mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh pelanggan, sehingga sebuah perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Kemampuan mengerti ruang lingkup permasalahan, terutama yang diinginkan oleh konsumen menjadi daya ukur yang paling utama. Sedangkan yang dimaksud fleksibel, perusahaan mampu menyesuaiak dengan lingkungan usahanya.
·         Ø Perencanaan Orientasi pada prioritas
      Maksudnya adalah fungsi perencanaan membimbing perusahaan  mampu memastikan hal yang paling penting adalah hal yang menjadi prioritas utama, lalu hal tersebut akan diperhitungkan oleh perusahaan.
·         Ø Perencanaan orientasi pada keuntungan
      Maksudnya fungsi perencanaan membimbing sebuah perusahaan untuk mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara maksimal, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
·         Ø Perencanaan orientasi pada perubahan
      Maksudnya fungsi perencanaan diharapkan dapat membantu mengantisipasi masalah yang sedang dihadapi, sehingga dapat melakukan kesesuaian yang terbaik terhadap penyelesaian masalah yang akan/sedang dihadapi.
·         Ø Perencanaan mengembangkan koordinasi
      Tujuan dari masing-masing subsistem ditata sehingga saling mendukung satu sama lain. Tingkatan tujuan yang lebih tinggi berhubungan dengan tingkatan tujuan yang lebih rendah. Hal ini dinamakan koordinasi vertikal secara up down, yang memungkinkan perencanaan bertumpu secara menyeluruh.
·         Ø Perencanaan mengembangkan pengendalian
      Pengendalian meliputi pengukuran dan evaluasi. Perencanaan membantu kemungkinan tersebut dalam menentukan tujuan, keinginan hasil kinerja dan menentukan tindakan khusus.
      Apabila sebuah perusahaan menginginkan hasil yang optimal dan menginginkan keuntungan yang besar, perusahaan tersebut harus selalu membuat perencanaan yang benar untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Kerangka Waktu Perencanaan
1.      Rencana Jangka Panjang (long-range plan)
         Suatu rencana jangka panjang meliputi banyak tahun, mungkin bahkan  beberapa dekade.
2.      Rencana jangka Menengah (medium-range plan)
         Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun, terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3.      Rencana jangka Pendek (short-range plan)
        Rencana yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari manajer. Terdapat dua jenis rencana jangka pendek, yakni rencana tindakan (action plan) dan rencana reaksi (reaction plan). Rencana tindakan  merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik Nissan siap untuk mengganti teknologi, manajernya memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan yang ada, dengan peralatan baru secepat dan seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan dan produksi hanya terhenti selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi terhadap situasi yang tidak terduga. Di salah satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.
Mengatasi Hambatan
a.       Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
        Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana. Penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, serta penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b.      Komunikasi dan Partisipasi
        Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain di dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya mengetahui landasan yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasi serta dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan, dalam mengimplementasikan rencana harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan. Bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkat dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
c.       Konsistensi /revsi /dan pembaruan
          Tujuan seharusnya konsisten, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Konsistensi horizotal berarti tujuan  seharusnya konsisten diseluruh organisasi atau dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal  berarti tujuan seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi (tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras). Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, keduanya harus direvisi dan diperbarui secara berkala.
d.      Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapai target yang dicanangkan. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen. Orang seharusnya memastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
Komentar : Dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini perlu adanya perencanaan dalam fungsi manajemen. Perencanaan juga perlu dibuat dengan baik agar dapat membuahkan hasil yang baik pula. Jika perusahaan tidak memiliki perencanaan yang benar (dalam hal ini 5W+1H), maka perusahaan tersebut akan mengalami kehancuran atau kolaps, sebalikny apabila sebuah perusahaan menginginkan hasil yang optimal dan menginginkan keuntungan yang besar, perusahaan tersebut harus selalu membuat perencanaan yang benar untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar