Kamis, 17 Januari 2013

Tulisan tentang Artikel IFRS


Artikel IFRSIFRS: Principles-Based Accounting Standards18 Januari 2013Dukungan terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) sebagai standar tunggal pelaporan keuangan yang berkualitas semakin meluas. Semakin banyak negara yang mengadopsi IFRS, sehingga pada akhirnya IFRS dapat digunakan di seluruh dunia.Dukungan terhadap IFRS disebabkan karena IFRS merupakan standar yang berbasis lebih pada prinsip (principles-based standards) dibandingkan dengan standar akuntansi yang diakui di Amerika (Generally Accepted Accounting Principles) yang lebih berbasis pada aturan (rules-based standards).Pada dasarnya, tidak ada standar yang murni berbasis aturan atau yang murni berbasis prinsip. Setiap standar akuntansi akan berada pada spektrum antara aturan dan prinsip.Standar akuntansi yang berbasis prinsip memuat prinsip-prinsip umum, yang mengandalkan pada interpretasi dan pertimbangan penyusun laporan keuangan. Standar berbasis prinsip memuat pedoman yang lebih umum yang dimulai dengan tujuan umum dan prinsip-prinsip tanpa memberikan pedoman rinci. Hal ini menjadikan IFRS lebih sederhana dan lebih fleskibel dalam persyaratan akuntansi dan pengungkapannya.Sedangkan standar akuntansi yang berbasis aturan memuat seperangkat aturan, yang membatasi fleksibilitas dan penggunaan pertimbangan profesional. Standar akuntansi yang berbasis aturan berisi pedoman rinci yang harus diikuti ketika perusahaan menyiapkan laporan keuangan. Pedoman tersebut didasarkan pada asumsi bahwa manajemen memerlukan pedoman yang menjamin bahwa transaksi dilaporkan dengan tepat dan konsisten. Pedoman rinci tersebut menjadikan standar tersebut lebih panjang dan lebih kompleks.Standar akuntansi berbasis aturan biasanya hanya berlaku untuk suatu industri tertentu, sedangkan standar akuntansi yang berbasis prinsip tidak mengatur untuk suatu jenis industri tertentu.Standar akuntansi yang berbasis prinsip memberi dasar konseptual bagi akuntan ketimbang daftar aturan rinci. Pada presentasinya di Financial Executives International (2002), Robert Herz, Chairman of Financial Accounting Standard Board (FASB) menjelaskan pendekatan yang berbasis prinsip. Pendekatan berbasis prinsip dimulai dengan menetapkan tujuan utama pelaporan dan kemudian memberikan pedoman yang menjelaskan tujuan tersebut dan mengaitkannya dengan beberapa contoh.Setiap standar akuntansi memiliki kelebihan dan kelemahan, demikian pula dengan standar akuntansi yang berbasis prinsip dan yang berbasis aturan. Kelebihan utama standar akuntansi yang berbasis prinsip adalah terletak pada pedoman umum yang dapat diterapkan pada berbagai situasi, yang fleksibel dalam menghadapi lingkungan yang baru. Sebaliknya, standar akuntansi yang berbasis aturan dipandang kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan.Pedoman umum dapat mencegah perusahaan terperangkap dalam suatu persyaratan kaku yang memungkinkan suatu kontrak ditulis dengan tujuan untuk memanipulasi maksud kontrak tersebut. Misalnya, manajer mengakui suatu kontrak sewa (lease) sebagai sewa operasi untuk menghindari terjadinya liabilitas. Pedoman umum akan mendorong penyajian laporan keuangan dengan sebenarnya (representational faithfulness).Sedangkan standar berbasis aturan dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengelola laporan akuntansi, ketimbang melaporkan substansi ekonomi transaksi. Sebagai contoh, apa yang telah dilakukan oleh Enron dengan tidak melaporkan Special Purpose Entity (SPE) yang dimilikinya dari laporan posisi keuangan (off-balance sheet) karena hanya mencapai 3% kepemilikian ekuitas luar. Enron mampu menstruktur transaksi untuk menghasilkan perlakuan akuntansi yang diinginkan meskipun tidak mencerminkan transaksi yang sebenarnya.Pertimbangan ProfesionalKelebihan lainnya adalah, standar akuntansi yang berbasis prinsip memungkinkan akuntan untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam menilai substansi suatu transaksi. FASB Chair Robert Herz menyakini bahwa profesionalisme dalam penyajian laporan keuangan akan meningkat jika akuntan diharuskan untuk menggunakan pertimbangan profesional mereka dibandingkan dengan hanya mengandalkan aturan-aturan rinci. Standar akuntansi yang berbasis prinsip memudahkan keseragaman penyajian dan pelaporan laporan keuangan yang bertujuan umum (general purpose financial statements) yang diterbitkan setiap tahun. Keseragaman laporan keuangan tersebut sangat bermanfaat bagi investor dan pengguna laporan keuangan lainnya dalam menilai prospek investasi pada perusahaan yang berbeda dalam negara yang berbeda.Di balik kelebihannya, standar akuntansi yang berbasis prinsip juga memiliki kelemahan. Karena mengandalkan pada pertimbangan individual dalam menginterpretasi dan mengimplementasikan standar, maka kemungkinan dapat digunakan untuk memanipulasi data dan hasil keuangan. Sedangkan pada standar akuntansi berbasis aturan, karena berisi aturan-aturan yang lebih rinci, maka standar tersebut lebih mudah untuk diterapkan dan tidak memerlukan pertimbangan profesional. Adakalanya aturan rinci ini lebih disukai karena kemungkinan terjadinya tuntutan hukum terhadap akuntan lebih kecil. Ketiadaan aturan dapat mengakibatkan tuntutan hukum jika akuntan tidak tepat dalam menggunakan pertimbangan profesionalnya.Pada standar akuntansi yang berdasarkan prinsip, kurangnya pedoman yang jelas menyebabkan ketidakkonsistenan dalam penerapan standar antar organisasi, sehingga sulit untuk membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain. Sebagai contoh, dengan tidak adanya pedoman yang jelas, bagaimana perusahaan dapat menentukan bahwa suatu liabilitas itu kemungkinan besar terjadi (probable) atau hanya kemungkinan terjadi (possible). Standar akuntansi yang berdasarkan prinsip kurang fleksibel dalam menghadapi masalah-masalah yang dialami oleh bangsa-bangsa dengan lingkungan yang berbeda. Sehingga standar menjadi tidak memadai.Menurut Herdman (2002) dalam testimoninya “Are Current Financial Accounting Standards Protecting Investors”, standar akuntansi yang ideal adalah standar yang berbasis prinsip dan mensyaratkan pelaporan keuangan dapat mencerminkan substansi ekonomi dari suatu transaksi (bukan sekadar bentuk transaksi tersebut). Standar yang ideal akan menghasilkan keseimbangan antara aturan dan prinsip.Dalam paper DiPiazza et al (2008), standar akuntansi berbasis prinsip mempunyai karakteristik-karakteristik yang diyakini sebagai unsur pelaporan keuangan yang berkualitas. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah: (1) Penyajian dengan sebenarnya (faithful presentation) realitas ekonomi, (2) Responsif terhadap kebutuhan pengguna laporan keuangan akan kejelasan dan transparansi, (3) Konsisten dengan Kerangka Konseptual, (4) Didasarkan pada lingkup yang ditentukan dengan tepat yang ditujukan pada area akuntansi yang luas, (5) Ditulis dengan bahasa yang jelas, ringkas, dan sederhana, dan (6) Memungkinkan penggunaan pertimbangan yang masuk akal.Penyusun laporan keuangan harus mampu menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk melaporkan dengan sebenarnya substansi ekonomi perusahaan. Proses pelaporan keuangan tidak lagi diarahkan untuk mencari aturan yang mengatur bagaimana mencatat suatu transaksi atau membuat pengungkapan. Namun, proses pelaporan keuangan akan lebih menekankan penggunaan pertimbangan profesional. Oleh karena itu, penyusun laporan keuangan dan auditor harus diberi ruang untuk menggunakan pertimbangan profesional mereka dan yakin akan pertimbangan mereka. Sedangkan bagi regulator, harus menitikberatkan pada ketepatan pertimbangan yang mendasari laporan keuangan yang merupakan esensi dari pelaporan keuangan yang baik. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh standar akuntansi berbasis prinsip harus jelas dan mudah dimengerti.Sumber : http://www.bumn.go.id

Komentar :Sebaiknya negara-negara lebih mendukung penerapan IFRS di negaranya masing-masing sebagai pedoman atau standar pelaporan keuangan agar semakin berkualitas.  IFRS merupakan standar yang berbasis lebih pada prinsip. Standar berbasis prinsip memuat pedoman yang lebih umum yang dimulai dengan tujuan umum dan prinsip-prinsip tanpa memberikan pedoman rinci. Hal ini menjadikan IFRS lebih sederhana dan lebih fleskibel dalam persyaratan akuntansi dan pengungkapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar